Saturday 2 September 2023

Wednesday 7 February 2018

BIMTEK DAN SOSIALISASI SISPENA



Asesor PAUD Kabupaten Bone
Merupakan Panitia pelaksana kegiatan Bimtek dan Simulasi Sispena
Bagi Seluruh Lembaga PAUD yang ada di Kabupaten Bone.
Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama PLS dan STAI Al-Gazali Bone





Para peserta Bimtek yang terdiri dari Pengawas PAUD,
Kepala Sekolah TK, Guru, dan Operator sekolah




Proses pembimbingan oleh Ibu Yandri

Wednesday 29 March 2017

PENDEKATAN PERMAINAN MEMBACA


PIAUD STAI AL-GAZALI BONE. Dalam pengembangan kemampuan membaca di TK, terdapat beberapa pendekatan yang dilakukan melalui berbagai bentuk permainan. Beberapa
pendekatan yang dimaksud diantaranya  adalah metode sintesis, metode global, dan metode whole-linguistic. Metode sintesis yang didasarkan pada  teori asosiasi, memberikan suatu  pengertian bahwa suatu unsur (misalnya unsur huruf) akan bermakna apabila unsur  tersebut bertalian atau dihubungkan dengan unsur lain (huruf lain) sehingga membentuk suatu arti.

Unsur huruf tidak akan memiliki makna apa-apa kalau tidak bergabung (sintesis) dengan unsur (huruf) lain, sehingga membentuk suatu kata, kalimat atau cerita yang bermakna. Atas dasar itu, terdapat permainan membaca dimulai dari unsur huruf. Permainan membaca ini dilakukan dengan menggunakan bantuan gambar pada setiap kali memperkenalkan huruf, misalnya huruf a disertai gambar ayam, angsa, anggur, apel.

Selain metode di atas, terdapat  permainan membaca pada anak dengan menggunakan metode global. Metode ini didasarkan pada teori ilmu jiwa keseluruhan (gestalt). Dalam metode ini, anak pertama kali memaknai segala sesuatu secara keseluruhan. Keseluruhan memiliki makna yang lebih  dibandingkan dengan unsur-unsurnya. Kedudukan setiap unsur, hanya berarti jika memiliki kedudukan fungsional dalam suatu keseluruhan. Sebagai contoh unsur “a” hanya bermakna, jika “a” ini fungsional dalam kata atau kalimat, misalnya “ayam berlari.” Atas dasar ini, metode global memperkenalkan membaca permulaan pada anak yang dimulai dengan memperkenalkan “kalimat.” Kalimat dalam permainan membaca permulaan ini dipilih dari kalimat perintah agar anak melakukan hal-hal yang ada dalam perintah tersebut, seperti “ambil apel itu”. Permainan ini dapat dilakukan dengan menggunakan kartu kalimat, kata, pecahan suku kata, dan huruf. Kegiatan permainan ini dapat dilakukan dengan menggunakan papan flanel dan  karton yang dapat ditempel.

Dalam pendekatan ”whole-linguistic,” permainan membaca tidak dilakukan dengan menggunakan pola kata atau kalimat yang berstruktur melainkan dengan menggunakan kemampuan linguistik (bahasa) anak secara keseluruhan. Kemampuan linguistik secara keseluruhan akan melibatkan kemampuan anak dalam melihat (mengamati), mendengar (menyimak dan memahami), mengkomunikasikan (mengungkapkan atau memberi tanggapan), membaca gambar dan tulisan yang menyertainya.

Pendekatan whole-linguistic adalah suatu pendekatan  dalam mengembangkan membaca permulaan dengan menggunakan  seluruh kemampuan linguistik anak. Dalam menggunakan pendekatan ini, lingkungan dan pengalaman anak menjadi sumber permainan yang utama. Pendekatan ini juga tidak hanya menfokuskan pada pengembangan bahasa saja tetapi juga intelektual dan motorik anak. 

Sebagai contoh pada tema ”tanaman” dengan subtema buah-buahan, guru mengenalkan buah apel. Guru bertanya pada anak tentang pengetahuan buah apel dari segi warna  dan bentuk, rasa, jumlah buah apel. Pengenalan membaca permulaan dalam pendekatan ”whole-linguistic” ini dilakukan secara terpadu tanpa mengenal struktur pada anak, misalnya setelah anak menggambar atau mewarnai sesuatu, misalnya rumah atau binatang,  guru meminta anak memberi nama dari gambar tersebut dan guru membantu menuliskan nama dari gambar yang diinginkan anak.  Untuk mengembangkan kemampuan komunikasi, anak masih diminta untuk menceritakan tentang isi gambar yang telah dibuatnya itu.

Disadur dari buku: Pedoman pembelajaran persiapan membaca dan menulis melalui permainan di TK

Tuesday 28 March 2017

MEMBACA DAN MENULIS


Kemampuan membaca ditentukan oleh perkembangan bahasa sedangkan kemampuan menulis ditentukan oleh perkembangan motoriknya. Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya. Anak-anak yang memiliki kemampuan berbahasa yang baik umumnya memiliki kemampuan dalam mengungkapkan pemikiran, perasaan, serta tindakan interaktif dengan lingkungannya.
Kemampuan berbahasa tidak selalu ditunjukkan oleh kemampuan membaca saja, tetapi juga kemampuan lain seperti  penguasaan kosa kata, pemahaman, dan kemampuan berkomunikasi. Perkembangan kemampuan berbahasa anak usia 4-6 tahun ditandai oleh berbagai kemampuan sebagai berikut:
1.       Mampu menggunakan kata ganti saya dalam berkomunikasi.
2.       Memiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata sifat, kata keadaan, kata tanya, dan kata sambung.
3.       Menunjukkan pengertian, dan pemahaman tentang sesuatu.
4.       Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan tindakan dengan menggunakan kalimat sederhana.
5.       Mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar.
Perkembangan potensi tersebut muncul ditandai oleh  berbagai gejala seperti senang bertanya dan memberikan informasi tentang sesuatu hal, berbicara sendiri dengan atau tanpa menggunakan alat, seperti boneka, mobil mainan, dan sebagainya, mencoret-coret buku atau  dinding dan menceritakan sesuatu yang fantastik. Gejala-gejala ini merupakan pertanda munculnya berbagai jenis potensi tersembunyi (hidden potency) menjadi potensi tampak (actual potency). Kondisi tersebut menunjukkan mulai berfungsi dan berkembangnya sel-sel saraf pada otak anak. Para ahli saraf meyakini bahwa jika gejala-gejala munculnya potensi tidak diberikan rangsangan untuk berkembang ke arah yang positif, maka potensi-potensi tadi akan kembali menjadi potensi  tersembunyi dan lambat laun akan berkurang hingga sel saraf menjadi mati.